Memaknai Bulan Suci Ramadhan 1440 H; Berdiskusi dan Berbuka Puasa Bersama Kelompok Disabilitas dan Perempuan Bogor
Di dalam sebuah bangunan kayu bernuansa Jawa kuno di Kabupaten Bogor, duduk sekitar seratus orang dari berbagai latar belakang mendengarkan dengan seksama kisah seorang ibu paruh baya yang bercerita mengenai pengalamannya selama ini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di desanya. Ia bercerita sambil menitikan air mata karena perjuangannya selama ini dianggap menyalahi kodratnya sebagai seorang perempuan. Perempuan seharusnya duduk manis dirumah, memasak dan melayani suami, selayaknya nasehat orang tua Jawa zaman dulu agar para istri memperhatikan urusan “dapur, sumur dan kasur”. Rupanya ibu tersebut sedih dianggap terlalu ambisius sebagai seorang perempuan. Tak jarang cibiran datang dari kaum perempuan sendiri, padahal Ia selama ini berjuang agar perempuan bisa setara dengan laki-laki.
Kisah ibu tersebut hanyalah salah satu dari kisah-kisah yang disampaikan oleh masyarakat di Joglo Keadilan, sebuah ruang yang disediakan oleh Yayasan Satu Keadilan sebagai wadah untuk berekspresi.
Ibu tersebut bercerita bukan tanpa sebab. Hari itu (18/05/2019), Yayasan Satu Keadilan mengadakan acara buka bersama dengan komunitas dampingan untuk memperat tali silaturahmi. Tidak hanya itu, momen bulan Ramadan 1440 H / 2019 M ini, bagi Yayasan Satu Keadilan adalah momen tepat untuk berbagi ilmu, pengalaman dan belajar bersama melalui diskusi tentang perempuan dan media, dengan menghadirkan Luviana (aktivis perempuan dan produser film) dan Nuraini (aktivis perempuan) sebagai pemantik diskusi hangat menjelang berbuka bersama.
Diskusi dan berbuka di Joglo Keadilan, Jl. Parakan Salak No. 1, ini diramaikan oleh kelompok Disabilitas Bogor, komunitas perempuan dari desa dampingan Yayasan Satu Keadilan, Barisan Perempuan Bogor, Rumah Kreatif Penghuni Kolong, Komunitas Perempuan Desa Damai, dan sejumlah jaringan NGO.[]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!