Datang dan Jumpai Perbedaan

Dengan perbedaan bukan berarti memperburuk keadaan. Dengan adanya pandangan Ahmadiyah sendiri, kita harus melakukan diskusi yang lebih intens. Untuk menyatukan semua pemikiran kita tentang islam itu sendiri. Jangan hanya karena perbedaan kita menjadi bercerai-berai. Saling menghargai lah satu sama lain.
Gereja merupakan tempat ibadah untuk umat yang beragama Kristen. Saya yang beragama Islam tentu saja penasaran dengan ibadah mereka seperti apa. Walaupun beberapa keluarga saya juga beragama Kristen tapi saya belum pernah ke gereja.
Saya yang sudah berada di lingkungan yang memang dasarnya banyak perbedaan merasa biasa saja. Dan lebih saling menghargai satu sama lain. Kemarin, saya pertama kali ke gereja dan Romo banyak menjelaskan sedikit banyak tentang Kristen (terutama Katolik) merasa bahwa mereka semua benar-benar menjalankan ibadahnya dengan tulus. Ada juga peraturan-peraturan yg didalamnya sama halnya dengan Islam. Yang intinya menurut saya semua agama itu sama, hal membedakan adalah cara beribadah dan beberapa peraturan yang berbeda.
Lalu, kemarin juga berkunjung ke Ahmadiyah. Saya juga baru pertama kali mendengar dan mengetahui ternyata di Islam pun selain Muhammadiyah dan NU ada yang namanya Islam Ahmadiyah. Saya kemudian search di google tentang Ahmadiyah ini, tapi kebanyakan menyatakan bahwa Ahmadiyah itu menyesatkan. Mereka percaya bahwa setelah Nabi Muhammad masih ada lagi Nabi setelahnya. Tapi, dari paparan kemarin, menurut saya mereka itu tidak percaya bahwa ada nabi setelah Nabi Muhammad. Menurut mereka bahwa ada seseorang yang meneruskan ajaran Nabi Muhammad, dan mereka mempercayai orang itu atau yang biasa disebut sebagai Mujaddid. Dan mereka tidak menganggap bahwa ada nabi setelah Nabi Muhammad. Menurut mereka, di Ahmadiyah sudah ada Mujaddid sedangkan di Islam yang lain belum ada atau masih menunggu. Dan memang benar di Ahmadiyah sendiri menurut saya berbeda dengan Islam yang lain.
Nah justru perbedaan itulah yang akan menyatukan kita. Dengan perbedaan bukan berarti memperburuk keadaan. Dengan adanya pandangan Ahmadiyah sendiri, kita harus melakukan diskusi yang lebih intens. Untuk menyatukan semua pemikiran kita tentang islam itu sendiri. Jangan hanya karena perbedaan kita menjadi bercerai-berai. Saling menghargai lah satu sama lain.
Tentang Penulis:
Winda Saputri, seorang mahasiswa di Institut Pertanian Bogor yang saat ini aktif di Rumah Millenials. Winda mengikuti pelatihan Penggerak Perdamaian karena ingin merasakan bagaimana rasanya tinggal di lingkungan yang multikultural dan tentu saja untuk menyuarakan perdamaian lewat hastag #Damaisejakdini. Sekarang, Winda menambah aktivitas positifnya lewat komunitas Gerakan Penggerak Perdamaian.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!