Apa Indahnya Dunia Tanpa Cinta?

Dari sini saya belajar, bahwa manusia yang diciptakan Tuhan memiliki berbagai macam warna yg seharusnya dijaga agar tidak memudar dan memaksa disatukan dengan warna lainnya. Sebab bukankah pelangi terlihat lebih indah dengan warna-warninya dibanding dengan satu warna saja?

Apa indahnya pelangi kalau hanya satu warna? Apa indahnya bumi kalau tanpa cinta? Hal itu yg secara pribadi dapat saya simpulkan dari kegiatan ini. “Pelatihan Penggerak Perdamaian: GENERASI MUDA SEBAGAI PIONIR PERDAMAIAN” yang diselenggarakan oleh Yayasan Satu Keadilan bersama Paritas Institute dan didukung oleh Search for Common Ground Indonesia yang dilaksanakan dari hari Jumat, 11 Oktober 2019 sampai dengan Minggu, 13 Oktober 2019 di Joglo Keadilan, Kemang – Kabupaten Bogor.

Begitu banyak hal yang saya dapatkan di sini; wawasan baru oleh pembicara dari berbagai macam organisasi maupun komunitas, teman-teman baru dari berbagai suku maupun latar belakang berbeda, narasumber lintas agama maupun lintas iman, pandangan-pandangan baru dari perspektif yang selama ini belum saya dalami dan refleksi sedikit dari sekian banyak keanekaragaman budaya Indonesia.

Beruntung sekali disini saya mendapat kesempatan bisa tinggal dan hidup bersama di lingkungan yang multikultural. Berkesempatan langsung berdiskusi dengan orang-orang dari Timur, para aktivis, berbagi pengalaman stigma sampai stereotype yang sering melekat, berkunjung dan menemui langsung tokoh-tokoh lintas agama di Gereja Santo Ignatius Loyola dan tokoh-tokoh lintas iman di Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah Indonesia, sampai dengan menyaksikan sendiri ritual Sunda Wiwitan salah satu budaya adat Indonesia yg membuat bulu kuduk merinding.

Dari sini saya belajar, bahwa manusia yang diciptakan Tuhan memiliki berbagai macam “warna” yg seharusnya dijaga agar tidak memudar dan memaksa disatukan dengan “warna” lainnya. Sebab bukankah pelangi terlihat lebih indah dengan warna-warninya dibanding dengan satu warna saja? Percayalah, perbedaan itu ada bukan untuk dipukul tapi untuk dirangkul. Mari, bersama-sama kita #MerangkaiDamai membuat #DamaiSejakDini demi #KeadilanUntukSemua.

Sebab kita butuh lebih banyak cinta agar kekerasan tidak menjadi budaya

Tentang Penulis:
Fenty Silkprida, seorang mahasiswa Bakrie University dan aktif di Foreign Policy Community of Indonesia. Di desanya, Fenty aktif di BPD & Karang Taruna. Harapannya sederhana, ingin memelihara suasana damai dan toleransi di desanya. Sekarang, Fenty menambah aktivitas positifnya lewat komunitas Gerakan Penggerak Perdamaian.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *