Mengawal Pemilu Berkualitas: Menolak Politisasi Identitas
Menyongsong perhelatan pesta demokrasi tahun 2024, politisasi identitas masih menjadi salah satu tantangan dalam demokrasi di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia peningkatan politik identitas juga
dimainkan oleh para politisi di dunia, seperti di era pemerintah Donald Trump di Amerika dan Narendra Modi di India yang terbukti ampuh memancing emosi massa. Sebagaimana kita ketahui, ketika identitas agama, etnis dan ras dijadikan sebagai narasi politik, akan sangat mengancam demokrasi dan kerukunan umat beragama.
Sisa politisasi identitas pada Pemilu 2014, dan puncaknya Pilkada DKI 2017, serta Pilpres 2019, bak api dalam sekam akan selalu menjadi potensi yang mengancam kebangsaan dan kebhinekaan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), sebagai pelaksana dan pengawas pemilu, memformulasikan instrumen peraturan untuk membendung dan mengatasi politisasi identitas. Pasal 280 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, sudah dengan tegas mengatur tentang pelarangan politik identitas, ujaran kebencian atas dasar SARA, dan pelarangan penggunaan tempatibadah. Disambut pula dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang setidaknya tercatat telah 5 kali menyampaikan penegasan pelarangan dan penolakan terhadap politik identitas pada Pemilu 2024. Alih-alih hanya sebagai pernyataan semu dan preseden buruk, namun, harus dikawal demi terwujudnya pemilu yang berkualitas, yang mengedepankan semangat kebangsaan.
Oleh karena itu, peran dari masyarakat sipil sebagai salah satu kekuatan politik, sudah selayaknya tidak
hanya diposisikan sebagai pihak di “luar pagar” (outsider). Inisiatif “Deklarasi Pemilu Damai, Bersih dan
Demokratis” yang dihasilkan oleh jaringan masyarakat sipil dalam “Kemah Titik Temu” (Bogor, 13-14
Februari 2023) adalah ikhtiar penting dalam membangun diskursus pemilu yang berkualitas, tanpa politisasi identitas. Dengan ini, masyarakat sipil merumuskan 9 (sembilan) sikap untuk mengawal pelaksanaan Pemilu 2024:
- Menuntut pemerintah pusat agar memastikan Pemilu 2024 terlaksana sesuai agenda yang telah
dirancang oleh KPU. - Menolak segala bentuk politisasi identitas dan SARA, serta aksi-aksi lain yang dapat mereduksi
semangat kebhinekaan dan kebangsaan. - Mengajak semua pihak untuk menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk meneguhkan
nilai-nilai inklusivitas dan kesetaraan, tanpa diskriminasi atas dasar apapun. - Menuntut pemerintah mencegah dan menindak segala bentuk politisasi identitas yang berpotensi
mengintimidasi, dan mempersekusi golongan tertentu. Pelaksanaan Pemilu 2024 harus tunduk dan patuh pada prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). - Menjamin hak kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta hak atas rasa aman dengan
menciptakan ruang aman bagi kelompok masyarakat sipil, pers, minoritas etnis, agama dan gender. - Menolak setiap bentuk eksploitasi perempuan sebagai objek kampanye politik dalam meraih suara
pemilih. - Menuntut KPU dan Bawaslu melaksanakan pemilu secara independen, demokratis, berintegritas,
dan menjunjung tinggi semangat HAM serta keberagaman. - Menyerukan kepada masyarakat sipil untuk berpartisipasi aktif dalam mendorong terselenggaranya pemilu yang damai, bersih, dan demokratis.
- Menagih janji pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk menyelenggarakan pemilu 2024 yang
bebas dari politisasi identitas.
Bogor, 14 Februari 2023
Dentiara D.S
Alam Raya Bahagia Bogor
M. Hilman
PPDI Kota Bogor
Muhammad Isnur
YLBHI
Agus Safrudinnur
GUSDURIAN BOGOR
Eva Sibarani
HKBP Betlehem Cilebut
Halili Hasan
SETARA Institute
Syamsul Alam Agus
Yayasan Satu Keadilan
Susan
KOPEL Jabodetabek
Nan Sumiroy
L.C.K
Angelique Maria Cuaca
Pelita Padang
Ael
YIFoS Indonesia
Ade Firmansyah
JAI Depok
Saraswati
Penghayat Kapribaden
Surti Handayani
PPMAN
Venolia
WCC Mawar Balqis
Puja Monica Rahayu
Gerpuan UGJ
Pepiks Griff
KUUB
Nabil Ali
SOBAT KBB
Dawes Benny Sitompul
HKBP Betlehem Cilebut
Ataul Wahab K
AMSA
Hendrikus M S
Gereja Tulang Kuning
Thowik
SEJUK
Darius Leka
ISKA
M. Isrofil
Komunitas Taring Babi
Zevinus Sema
JPIC Semplak
Evelin Cabuy
Peace Leader
Anisa
Pejuang Waktu
Marsel
PGI-S Kota Depok
Indah Dianita
Metamorfosis
Retno Lestari
MLKI
Naditya
Queer Camp
Nur Eki F
Muhammadiyah
Agus Hadi Luthfiansyah
PUI
Ahmad Masihudin
PB JAI
Fatimahtuzahro
Buper Joglo
Bangkongrean
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!